sungawi sangat sedih, meratapi nasibnya menjadi orang miskin. Sungawi
ingin sekali bekerja di salah satu pabrik atau perusahaan, namun ia
hanya bisa berangan-angan karena ia hanya tamat SMP. Prestasi pun tidak
punya. Ia hanya sebagai seorang pekerja serabutan dengan penghasilan
yang kurang dari cukup.
Pada suatu hari ia bertekat ingin melamar pekerjaan karena ia
ditawari temannya untuk bekerja di sebuah perusahaan temannya. Ia sangat
senang sampai tidak tahu harus bagaimana. Pagi hari itu ketika ibu
belum bangun Sungawi hanya meninggalkan sepucuk surat di tangan ibunya
yang sedang tidur. Ia segera menaiki sepedanya untuk menuju ke
perusahaan tersebut.
Ketika di perjalanan ia berangan-angan apa yang akan dilakukannya
jika sudah mendapatkan bayaran hingga ia jatuh ke dalam got, sesaat
setelah ia terjatuh ke dalam got, sebuah pohon yang besar tumbang.
Akhirnya celananya pun kotor sekali dan berbau tidak enak. Ia sangat
sedih, namun ia belum patah semangat. Ia pergi ke sebuah toko di sebelah
got itu untuk membeli sebuah celana, namun dengan uangnya yang sedikit
ia pun hanya mendapatkan sebuah celana yang tidak sesuai ukurannya. Apa
boleh buat, dia pun segera membelinya dan segera bergegas, namun ia
kerepotan ketika akan berangkat lagi, karena terhalan pohon besar yang
tumbang.
Ketika di Traffic Light, dia menunggu lampu merah hingga berganti
hijau. Namun 2 menit berlalu nomor di traffic light itu tidak berhenti
dan hatinya kesal akhirnya ia semakin geram dan menggerutu ingin
menerobos lampu merah itu, lalu ia bersabar. Akhirnya lampu berubah ke
warna hijau, ia mengayuh sekencang mungkin hingga sampai di Jalan
Enggano. Di Jalan itu ia tiba-tiba bingung mana belokan yang harus
dilewati, lalu ia merogohi celananya, ia sadar bahwa alamat kantor itu
tertinggal di celananya tadi. Dan ketika kembali celananya sudah diambil
tukang rosok.
Dengan hati penuh kesal, ia pulang lagi ke rumah dan tidak jadi
melamar pekerjaan itu. Ia terus kesal dan muram hingga malam hari ia
akan tidur. Waktu akan tidur ia mengeluh kepada Allah, bahwa masalahnya
sangat besar. Ia berdoa agar Allah memberi jawaban. Ketika di dalam
mimpi ia bermimpi bertemu dengan seseorang yang berlari mengejarnya, ia
pun lari ketakukan namun di sekelilingnya hanya gelap. Ia tersandung dan
jatuh, lalu orang itu menolongnya. Lalu ia bilang bahwa semua kejadian
yang ia alami tadi pagi adalah pertolongan Allah. Ia heran, dia sangat
sial seperti itu malah dibilang pertolongan Allah. Lalu orang itu
menjelaskan bahwa ketika ia terjatuh ke dalam got sebenarnya Allah
menyelamatkannya dari sebuah kecelakaan, jika ia tidak terjatuh ke dalam
got, dia pasti akan terkena pohon yang tumbang. Lalu ia bertanya kenapa
lampu traffic light error hingga waktu yang lama, lalu orang itu
menjelaskan bahwa jika ia menerobos lampu merah, ia akan tertabrak truk.
Lalu ia bertanya lagi kenapa ia kehilangan kertas yang berisikan
alamat. Lalu orang itu menjelaskan, bahwa ia ditipu temannya, jika ia
sampai lewat jalan itu, pasti dia akan dihajar oleh preman karena dia
tidak memiliki uang. Karena belokan yang dituliskan temannya adalah
jalan yang salah dan penuh marabahaya. Sungawi pun sadar bahwa itu semua
adalah rahasia dibalik kesialan yang dialaminya.
Ia pun sadar bahwa Allah tidak selalu memberikan apa yang kita
inginkan, tapi Allah memberi apa yang kita butuhkan. Baik itu berupa
kesialan maupun keberuntungan. Selalu ada sebuah rahasia di balik itu.
Akhirnya beberapa hari setelah itu, ia mendapatkan pekerjaan dengan gaji
yang lumayan. Ia sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Allah.
Quisque sed felis
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...
Etiam augue pede, molestie eget.
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...